Donald Trump Menetapkan Amerika Dalam Keadaan Darurat

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah menyepakati implementasi kondisi genting di ibukota Amerika Serikat. Hal tersebut dikerjakan menjelang pengukuhan presiden dipilih Joe Biden.

Perintah itu meluluskan kontribusi federasi diperpanjang sampai 24 Januari 2021 untuk memberikan dukungan usaha di Washington DC menyikapi keadaan genting.

Secara eksklusif, kondisi genting ini memungkinkannya Federasi Emergency Management Agen atau Tubuh Manajemen Genting Federasi untuk mengenali, memobilisasi, dan sediakan perlengkapan dan sumber daya yang dibutuhkan, untuk kurangi imbas kondisi genting.

Baca Juga : Kontroversi Harun Yahya, Divonis Oleh Pengadilan Truki

Dikutip dari Al Jazeera, cara itu dikerjakan sesudah simpatisan pro-Trump menggempur Gedung Capitol pada 6 Januari lalu untuk memberikan dukungan claim palsu Trump yang menyebutkan hasil pemilu AS sudah diakali. 5 orang meninggal dalam kekerasan itu.

Awalnya, Agen Interograsi Federasi (FBI) dalam buletin intern mengingatkan peluang ada protes membawa senjata di 50 negara sisi dan di ibukota AS, pada hari-hari menjelang pengukuhan Biden pada 20 Januari kedepan.

Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser, akhir minggu kemarin mengirim surat minta penyelamatan yang lebih ketat saat sebelum pengukuhan, berkenaan dengan ‘kekacauan, luka dan kematian’ di Capitol pada 6 Januari.

Bowser minta Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk perpanjang ketetapan genting, untuk memungkinkannya instansi federasi dan lokal lebih menyiapkan pengukuhan dan minta pembimbingan intelijen dan teror, dimulai dari 11 sampai 24 Januari 2021.

Unjuk Rasa Masih Berlanjut

Mendekati Pengukuhan Joe Biden FBI menjelaskan bakal ada “demonstrasi membawa senjata” pada akhir minggu di Washington DC dan 50 negara sisi yang lain. Beberapa perusahaan besar hentikan bantuan ke anggota Partai Republik yang memberikan dukungan Trump. Seorang anggota Konferensi dipastikan positif COVID-19 sesudah kekacauan di Gedung Capitol.

Tubuh Penyelidik Federasi (FBI) menjelaskan ada gagasan “demonstrasi membawa senjata” yang akan dikerjakan di ibukota Washington DC dan di 50 ibu-kota negara sisi diakhir minggu.

Berdasar laporan media Amerika Serikat, satu barisan membawa senjata menjelaskan merencanakan bertandang ke Washington tanggal 16 Januari dan merencanakan lakukan “perlawanan membawa senjata” jika ada usaha untuk melengserkan Donald Trump dari kedudukannya saat ini.

Saat itu di Gedung Capitol, beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat mulai usaha melengserkan Presiden Trump dengan mengajukan satu pasal yang mendakwanya lakukan penghasutan yang mengakibatkan kekacauan di lambang demokrasi Amerika Serikat.

Anggota Demokrat yang saat ini kuasai sebagian besar Majelis Rendah (DPR) diprediksi akan lakukan pengambilan suara hari Rabu.

Jika disepakati karena itu Presiden Trump bisa menjadi presiden pertama kali dalam riwayat Amerika Serikat yang usaha dilengserkan untuk ke-2 kalinya.

Bulan Desember 2019, Demokrat ajukan pasal pelengseran pada Trump dengan dakwaan mendesak Ukraina untuk menyelidik Joe Biden, tetapi pada tingkat Senat, anggota partai Republik tidak memberikan dukungan usaha pelengseran itu.

Jika Presiden Trump dilengserkan, ia tidak dapat mencalonkan diri kembali jadi presiden atau menggenggam kedudukan khalayak.

“Saya dapat memberikan laporan jika saat ini kami telah mempunyai cukup suara untuk mengajukan pelengseran,” kata David Cicilline, Anggota Konferensi dari Partai Demokrat.

Berdasar sebagian kelompok terhitung dari Partai Republik, kemungkinan kecil Presiden Trump dapat dilengserkan saat sebelum periode kedudukannya usai 20 Januari.

Saat itu buat amankan upacara pengukuhan Presiden dipilih Joe Biden, seputar 15 ribu anggota Garda Nasional telah dikirim ke Washington DC.

Kepala Agen Garda Nasional Jenderal Daniel Hokanson menjelaskan ke reporter bila seputar 10 ribu tentara akan datang di Washington untuk ditugaskan memberikan dukungan keamanan, logistik dan komunikasi.

Kontroversi Harun Yahya, Divonis Oleh Pengadilan Truki

Masalah hukum yang menangkap pimpinan sekte dan penulis Adnan Oktar alias Harun Yahya menjumpai titik jelas. Pria 64 tahun itu pada akhirnya dipastikan bersalah menyalahi hukum oleh pengadilan Turki atas kejahatan seksual, pelecehan seksual anak, penipuan sampai masalah spionase.

Oktar awalnya ditahan pada 2018 bersama lebih dari 200 terdakwa yang lain selaku sisi dari perlakuan aparatur pada kelompoknya oleh unit kejahatan keuangan kepolisian Istanbul. Dia dijaring masalah pelecehan seksual pada beberapa wanita sebagai penganutnya atau disebutkan ‘kittens’.

Oktar pertamanya kali jadi perhatian khalayak pada 1990-an saat ia dikatakan sebagai pimpinan sekte yang terjebak dalam bermacam skandal sex. Aliran tv A9 online kepunyaannya mulai mengudara di tahun 2011, tampilkan acara pro-kontra dan memetik hujatan beberapa pimpinan agama Turki.

Lewat aliran tv A9 online kepunyaannya, Oktar menyiarkan satu interviu dan mengkhotbahkan kreativitasonisme, sesaat di sekitarnya datang wanita kenakan pakaian seksi. Beberapa kittens itu datang sekalian menari dengan musik cerah di selang acara TV yang dipandunya.

Aliran tv A9 punya Oktar pada akhirnya diambil alih oleh negara dan ditutup sesudah masalah barisan Oktar terlibat bermacam masalah hukum.

Kantor informasi sah Anadolu memberikan laporan jika Oktar dipastikan bersalah sebab menolong barisan yang dipegang oleh pengkhotbah Muslim yang berbasiskan di AS, Fethullah Gulen yang dituding Turki sebab lakukan usaha kup yang tidak berhasil di tahun 2016.

Baca Juga : Transisi Pemerintahan AS Ke Joe Biden Sudah Dimulai

Oktar menentang hubungannya dengan Gulen dan menyebutkan asumsi jika ia pimpin sekte sex selaku “dogma urban”.

Sepanjang persidangan, yang dituruti oleh media Turki sepanjang beberapa bulan, pengadilan dengar perincian kejahatan sex yang menakutkan. Oktar mengaku ke hakim di bulan Desember lalu jika ia mempunyai nyaris 1.000 kekasih.

“Ada luapan cinta di hati saya untuk wanita. Cinta ialah kualitas manusia. Itu ialah kualitas seorang Muslim,” ucapnya dalam sidang lain pada bulan Oktober.

Dia menambahkan di kesempatan lain : “Saya sangat kuat.”

Salah satunya wanita di persidangannya, dengan inisial CC, bersaksi jika Oktar sudah berkali-kali lakukan pelecehan seksual terhadapnya dan wanita-wanita yang lain. Beberapa wanita yang disetubuhi diminta minum pil kontrasepsi.

CC menjelaskan ke pengadilan jika ia sendiri sudah tergabung saat masih berumur 17 tahun.

Ditanyakan mengenai 69.000 pil kontrasepsi yang diketemukan di tempat tinggalnya oleh polisi, Oktar menjelaskan jika pil itu dipakai untuk menyembuhkan masalah kulit dan masalah menstruasi.

Kewenangan Turki merusak vila Oktar, yang ia pakai untuk studio TV-nya, dan mengambil alih seluruh propertinya di tahun 2018.

Menentang Teori Darwin

Adnan Oktar dilahirkan di Ankara, Turki, tahun 1956. Dia tumbuh besar dan sekolah sampai menengah atas di Ankara. Oktar meneruskan kuliah Sekolah tinggi Seni di Istanbul ambil jalur design interior. Sempat kuliah filsafat di Istanbul walaupun tidak usai.

Dunia universitas sudah membuat ide memikir Oktar. Dia kerap terjebak dalam bermacam aktivitas, share pertimbangan dan dialog keagamaan. Dia membuat kelompok-kelompok pengkajian Islam yang anggotanya sebagian besar pelajar, dan mengajar mengenai penampikan pada marxisme, komunisme dan filsafat materialistis. Ia mengutamakan keutamaan menyangkal teori evolusi Darwninisme.

Pengajiannya berkembang, banyak jamaahnya ialah mahasiswa dari universitas terpenting di Turki. Tahun 1986 Oktar dipenjara atas dakwaan menebarkan revolusi teokratis. Ia ditahan sepanjang 19 bulan sebab menyalahi hukum sekuler Turki.

Tahun 1990, Oktar membangun Bilim Arastirma Vakfi (BAV) atau Scientific Research Foundation (SRC). Satu instansi yang dibangun bersama komune atau sekte yang ia wujud beranggotakan kelash menengah atas Turki.

BAV ini yang selanjutnya balkon Oktar untuk mempropagandakan pikirannya mengenai anti-evolusi. Dia pengin menghidupkan kesadaran warga berkenaan apa yang sesungguhnya jadi pemicu perselisihan sosial dan politik atau yang ia sebutkan selaku materialisme dan Darwinisme.

Sepanjang tahun Oktar menulis dan meningkatkan idenya sendiri yang melawan evolusi. Untuknya, semua semesta alam: Manusia, kehidupan, bumi, dan semua jagat raya adalah ciptaan Tuhan, sama kitab suci Alquran — dalam Islam dan Kitab Peristiwa — dalam Yahudi dan Kristen. Penglihatan masalah ini nantinya dikatakan sebagai kreativitasonisme.

Pengikut kreativitasonisme biasanya yakini seluruh pembuatan semesta alam adalah terlibat Tuhan. Tetapi untuk kelompok periset, kreativitasonisme terhitung pseudosains (pengetahuan semu), yang tidak sesuai sistem ilmu dan pengetahuan ilmiah.

Di awal tahun 1998, BAV memperlancar kampanye pertama kalinya melawan evolusi dan Darwinisme. Beberapa ribu kopi buku Adnan Oktar yang dengan judul Kehancuran Teori Evolusi, dan buklet yang didasari pada buku ini, ditebarkan dengan gratis ke semua Turki.

Mereka secara teratur lakukan seminar, menempatkan iklan sehalaman penuh yang melawan evolusi dalam media massa harian Turki serta menempatkan iklan di majalah AS selaku propaganda. Oktar dan beberapa penganutnya tidak enggan memberikan ancaman, mencemooh kelompok akademiki Turki yang mengajar biologi evolusioner.

Sesudah 11 September 2001 dan gempuran WTC, pria yang sudah menulis lebih dari 300 buku dan mengartikannya ke 73 bahasa ini mengeluarkan satu buku dengan judul Islam Denounces Terrorism. Dalam salah satunya bukunya itu, ia memiliki pendapat jika teori evolusi Charles Darwin adalah akar dari terorisme global.